Ini merupakan baju adat khas Kalimantan Barat. Wauw, unik ya.. . Suku Dayak di Kalimantan Barat ini mulai mengenal pakaian yang disebut king baba (king = cawat; baba = laki-laki) untuk laki-laki, danking bibinge untuk
perempuan (bibinge = wanita). Pakaian tersebut terbuat dari kulit kayu
yang diproses hingga menjadi lunak seperti kain. Kulit kayu yang bisa
difungsikan sebagai kain untuk membuat cawat, celana, baju, clan selimut
itu disebut kapua atau ampuro.
Masyarakat
Dayak pun mengenal teknik menenun untuk membuat busana. Bahkan hingga
kini masyarakat Dayak dikenal sebagai penenun yang terampil. Dulu, yang
ditenun adalah serat benang yang dihasilkan dari kulit pohon tengang.
Warna dasar serat yang kuat yang dihasilkan adalah warna coklat muda.
Untuk memperoleh warna hitam atau merah hati, warna yang dominan pada
tenunan tradisional Dayak, serat tengang itu dicelup dengan getah pohon
yang dilarutkan dalam air. Tenunan yang beredar sekarang dengan
warna-warna kuning, merah muda, putih, dsb, dibuat dari benang kapas
yang diperoleh dari luar daerah. Kini telah sangat jarang dijumpai
tenunan yang dibuat dari serat tengang sehingga busana adat masyarakat
Taman pun menggunakan tenunan benang kapas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar